Jumat, 27 Januari 2012

Ilmuwan Temukan Penyebab Kemusnahan Massal di Bumi

Peneliti telah mengetahui banyak tentang kejadian
pemusnahan terbesar yang terjadi di bumi yang
berlangsung sekitar 250 juta tahun lalu. Mulai dari
letusan vulkanik sampai penurunan suhu ekstrim.

Ketika itu, perubahan iklim drastis telah menghapus
hampir seluruh spesies air dan mayoritas spesies
darat.

Namun kini mereka mendapati tersangka baru
yang kemungkinan terlibat dalam penghancuran
tersebut. Yakni masuknya merkuri ke dalam
ekosistem. Sebelumnya, tidak ada yang pernah
memperhatikan apakah merkuri merupakan faktor
penyebab potensial.

“Masa itu merupakan masa di mana aktivitas
vulkanik sedang mencapai tingkat tertinggi
sepanjang sejarah Bumi. Kini kami mengetahui
bahwa penyebab utama tumpahnya merkuri
adalah letusan vulkanik,” kata Steve Grasby, peneliti
dari Natural Resources Canada, dikutip dari Science
Daily, 7 Januari 2012.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal
Geology, Grasby menyebutkan, pihaknya
memperkirakan bahwa merkuri yang dilepaskan ke
permukaan Bumi ketika itu 30 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan aktivitas vulkanik yang terjadi di
masa kini. Itu membuat letusan vulkanik 250 juta
tahun lalu menjadi kejadian yang sangat
menghancurkan.

Seperti diketahui, sekitar 250 juta tahun lalu, jauh
sebelum dinosaurus berkuasa dan seluruh daratan
masih bergabung dalam satu benua tunggal,
mayoritas kehidupan di laut dan di darat musnah.

Teori yang masuk akal adalah bahwa letusan
vulkanik membakar hingga lapisan batu bara di
kerak Bumi dan melepaskan asap CO2 dan racun
mematikan lainnya ke udara. Bukti langsung dari
teori ini telah dipaparkan pula oleh Grasby, Januari
tahun lalu di jurnal Nature Geoscience.

Namun demikian, tingkat deposit merkuri di era
Permian akhir ternyata jauh lebih tinggi secara
signifikan dibandingkan dengan emisi merkuri
yang disebabkan oleh ulah manusia.
Dalam beberapa kasus, tingkat merkuri di lautan
era Permian akhir serupa dengan tingkat merkuri di
kolam yang sangat terkontaminasi, di sekitar pabrik
peleburan di mana sistem perairan kawasan itu
rusak sangat berat,” ucap Grasby.

Di masa tersebut, sistem pertahanan alami di
lautan dan darat menjadi overload dengan
merkuri. “Ini menyebabkan hilangnya hingga 95
persen kehidupan di laut,” kata Grasby.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar